Data Narasi – Kunjungan Ratu Máxima dari Belanda ke Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Inklusi Keuangan untuk Pembangunan (UNSGSA) menandai sebuah dorongan signifikan bagi agenda kesehatan finansial di tanah air. Kunjungan ini bukan sekadar pertemuan diplomatik, melainkan misi strategis untuk memperkuat komitmen Indonesia dalam memastikan bahwa setiap lapisan masyarakat memiliki akses, pemahaman, dan kemampuan untuk mengelola keuangan mereka secara efektif, terutama di tengah derasnya arus digitalisasi.
Inti dari misi Ratu Máxima adalah mengakui peran penting Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar yang menunjukkan kemajuan pesat dalam inklusi keuangan. Namun, fokusnya kini telah bergeser. Setelah mencapai target akses (banyak orang memiliki rekening bank), tantangan selanjutnya adalah kualitas akses tersebut. Ratu Máxima menekankan bahwa memiliki rekening saja tidak cukup; masyarakat harus memiliki literasi keuangan yang memadai dan menggunakan layanan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan, bukan sebaliknya terjerat dalam utang atau penipuan finansial digital.
Dalam berbagai pertemuannya dengan pejabat tinggi negara, termasuk dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ratu Máxima menyoroti perlunya kerangka regulasi yang kuat untuk mendukung inovasi sekaligus melindungi konsumen. Salah satu isu krusial yang diusungnya adalah perlindungan data pribadi dan keamanan siber di sektor FinTech (Teknologi Finansial). Layanan keuangan digital, seperti pinjaman online (pinjol) yang semakin marak, memerlukan pengawasan ketat agar tidak menimbulkan dampak negatif pada stabilitas keuangan rumah tangga.
Selain itu, Ratu Máxima mendorong implementasi strategi yang berfokus pada kelompok rentan, seperti perempuan, petani, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Baginya, peningkatan kesehatan finansial kelompok ini adalah kunci untuk mengurangi ketimpangan ekonomi. Pemberdayaan perempuan melalui akses ke kredit yang terjangkau dan pendidikan keuangan yang relevan akan memiliki efek berantai positif pada kesejahteraan keluarga dan pertumbuhan ekonomi lokal. Kunjungan ini diharapkan menghasilkan kolaborasi yang lebih erat antara Indonesia dan PBB.
Terutama dalam hal berbagi praktik terbaik mengenai desain produk keuangan yang berpusat pada konsumen (client-centric) dan penggunaan data untuk pengambilan kebijakan yang lebih cerdas. Dengan dukungan Ratu Máxima, Indonesia mendapatkan momentum internasional untuk tidak hanya memperluas akses keuangan, tetapi juga memastikan bahwa layanan keuangan tersebut benar-benar bermanfaat dan aman bagi penggunanya, sehingga inklusi keuangan dapat benar-benar menjadi katalisator pembangunan yang berkelanjutan.